Dalam suatu majelis Rasulullah mengingatkan para sahabat-sahabatnya, “Hormatilah anak-anakmu dan didiklah mereka. Allah ‘Azza wa Jalla memberi rahmat kepada seseorang yang membantu anaknya sehingga sang anak dapat berbakti kepadanya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anakku sehingga ia dapat berbakti kepadaku?” Nabi Menjawab, “Menerima usahanya walaupun kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dengan beban yang berat, dan tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hatinya.”
Sungguh indah kata-kata Rasulullah. Nabi menggunakan kata “membantu” bukan “mengajar” karena anak adalah amanah Allah ‘Azza wa Jalla yang bukan milik orang tuanya. Orang tua hanya diberi amanah untuk membantu anak tersebut untuk berada dalam jalan kebenaran sedang yang menentukan jalan sang anak adalah Allah SWT semata. Demikian juga kata-kata Rasulullah saw yang menjelaskan sang anak tidak “salah” hanya “keliru” karena sebagai seorang anak ia belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Kata “salah” identik dengan dosa, sedang anak-anak belumlah dikatakan berdosa. Begitu besar penghargaan Rasulullah saw kepada seorang anak.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara pasangan hidup mu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka; jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta memaafkan (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu): di sisi Allah ada pahala yang besar.” (QS At Taghaabun [64]: 14-15)
Sebahagian orangtua sering kali salah dalam memahami ayat diatas. Anak dianggap ujian yang selalu menyulitkan bagi kedua orangtuanya. Padahal tidaklah demikian adanya. Tuntunan Rasulullah saw dalam dua hadish diatas dapat dijadikan rujukan bahwa anak adalah sumber kebaikan dan amal sholeh bagi kedua orangtuanya. Jika kedua orangtuanya dapat mendidiknya dengan benar dan baik maka hal itu akan berbuah kebaikan bagi keduanya. Ingatlah sabda Rasulullah saw, “Jika seseorang telah wafat, maka putuslah segala amalnya, kecuali tiga hal: sedeqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.”(HR Muslim). Seorang anak yang dididik dengan baik akan menjadi anak yang sholeh yang kelak akan menyelamatkan kedua orangtuanya dari azab kubur dan siksaan api neraka. Sungguh merupakan keberuntungan bagi kedua orangtuanya.
Wallahu A'lam BIssawab
M. Fachri
Sumber: Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan oleh M. Quraish Shihab. Hal 263. Penerbit Mizan.
Wallahu A'lam BIssawab
M. Fachri
Sumber: Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan oleh M. Quraish Shihab. Hal 263. Penerbit Mizan.
No comments:
Post a Comment